Capung

Klasifikasi dan Morfologi Capung

Capung adalah kelompok serangga dari kelas Insekta dan dari bangsa Odonata. Serangga ini memiliki dua sub ordo, yaitu subordo Anisoptera (Capung) dan subordo Zygoptera (Capung jarum).

Nama lain capung antara lain ; sibar-sibar, papatong (Sunda), kinjeng, coblang (Jawa), kasasiur (Banjar). Capung menyukai tempat-tempat yang dekat dengan air.

Capung tidak dianggap sebagai hewan pengganggu atau hama. Bahkan capung mempunyai manfaat penting bagi manusia.

Di beberapa negara-negara Asia Timur, belakangan ini telah terungkap bahwa capung dapat digunakan sebagai pembasmi nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dan malaria yang efektif.

Capung dapat menangkap dan memangsa kutu, nyamuk dan kepik di udara. Capung besar dapat menangkap kupu-kupu sambil terbang.

Capung dapat disebut sebagai indikator air dan udara bersih. Taksonomi capung merupakan model ideal untuk
menginvestigasi dampak pemanasan global dan pergantian iklim sehubungan dengan riwayat evolusi mereka dan adaptasi terhadap iklim.

Capung (Foto ; mnn.com)

Deskripsi dan Ciri Fisik Capung

Odonata merupakan ordo dari kelompok insekta karnivora seperti capung (Anisopter) dan capung jarum (Zygoptera).

Umumnya capung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari capung jarum. Capung bertengger dengan sayap dibentangkan ke sisi, capung jarum tubuhnya ramping dan ketika bertengger sayapnya berada diatas tubuh.

Capung adalah serangga yang memiliki 4 sayap tipis transparan yang panjang. Sayap berselaput urat sayap yang cukup banyak, sayap bagian depan lebih panjang daripada sayap belakang.

Kepala capung berukuran besar dengan sepasang mata majemuk yang besar dan lebar. Badan dan dada kuat dengan umbai berbentuk ekor panjang dan memiliki empat kaki. Capung memiliki tiga ocelli dan antena pendek.

Mulut berada di bawah kepala, memiliki rahang pengunyah sederhana pada capung dewasa.

Morfologi Capung

Secara morfologi, insekta ini memiliki ciri-ciri tubuh yang terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).

a). Kepala (caput)

Kepala capung ukurannya lebih besar dari tubuhnya, bentuk kepala membulat ke samping dengan bagian belakang berlekuk ke dalam.

Bagian yang mencolok pada kepala capung adalah sepasang mata majemuk yang besar dan lebar, diantara kedua mata tersebut terdapat sepasang antena halus dan pendek.

Mata capung terdiri dari banyak mata kecil (ommatidium). Setiap matanya memiliki sekitar 30.000 lensa berbeda. Mata capung berukuran besar, masing-masing hampir separuh dari ukuran kepalanya.

Dengan sepasang mata majemuk tersebut, capung memiliki wilayah pandang yang luas dan dapat mengetahui keadaan di belakangnya.

Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai pemangsa, bagian depan terdapat labrum (bibir depan), di belakang labrum terdapat sepasang mandibula (rahang) yang kuat untuk merobek badan mangsanya.
Di belakang mandibula terdapat sepasang maksila yang berguna untuk membantu pekerjaan mandibula, dan bagian mulut yang paling belakang adalah labium yang menjadi bibir belakang (Patty, 2006).

b). Dada (toraks)

Dada capung (toraks) terdiri dari tiga ruas, yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang kaki.

Kaki capung termasuk dalam type kaki raptorial, yaitu kaki yang berfungsi untuk berdiri sekaligus untuk menangkap mangsa.

Sayap capung memanjang dan bentuknya lonjong, transparan. Kadang-kadang warna sayap sangat menarik, seprti coklat kekuningan, hijau, biru atau merah.

Lembaran sayap ditopang oleh venasi. Identifikasi capung dibedakan berdasarkan susunan venasi pada sayap.

c). Perut (abdomen)

Perut capung terdiri dari beberapa ruas, ramping, memanjang seperti ekor atau agak melebar. Ujungnya terdapat seperti umbai yang dapat digerakkan dengan variasi bentuk tergantung jenisnya.

Siklus Hidup Capung

Capung berkembang biak dengan cara bertelur. Telur capung diletakkan pada tumbuhan yang berada di air dan menetas menjadi nimfa. Pada fase ini, nimfa merupakan predator untuk organisme akuatik kecil.

Nimfa diperkirakan terdiri dari 10 sampai 13 instar (fase pertumbuhan berulang akdisis (pergantian kulit)).

Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, didalam air dengan menggunakan insang internal untuk bernafas.

Setelah mengalami pergantian kulit 10 sampai 15 kali menjadi nimfa tua (mature). Nimfa memangsa jentik-jentik nyamuk, ikan-ikan kecil dan organisme akuatik kecil lainnya.

Bentuk nimfa berbeda dengan bentuk dewasanya, yakni memiliki sepasang mata yang besar, kaki yang berkembang dengan baik dan mulut yang berfungsi untuk menangkap dan menggigit mangsa.

Ketika mencapai titik tumbuh maksimal, nimfa akan naik kepermukaan air dan menempel pada benda-benda yang ada disekitarnya untuk melakukan pergantian kulit yang terakhir.

Imago yang baru terbentuk ini akan mengalami pengerasan dan pewarnaan kulit. Proses ini membutuhkan waktu yang relatif lambat, hingga akhirnya menjadi imago.

Seluruh proses siklus tersebut dapatberlangsung dalam waktu 6 bulan, tetapi bagi kebanyakan spesies membutuhkan waktu 1 atau 2 tahun.

Capung (anisoptera) dapat hidup hingga 3-4 minggu. Sedangkan capung jarum (Zygoptera) hanya dapat hidup beberapa minggu.

Habitat dan Kebiasaan Capung

Cpung menyebar luas di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau hingga ke pekarangan rumah dan perkotaan.

Capung dapat ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3000 mdpl. Beberapa spesies capung umumnya merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya.

Beberapa spesies lainnya memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum jarang menjelajah jauh dan merupakan penerbang yang lemah.

Makanan Capung

Dalam fase nimfa, capung merupakan predator yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan.

Nimfa memangsa jentik-jentik nyamuk, ikan-ikan kecil dan organisme akuatik kecil lainnya. Beberapa larva capung ada yang bersifat kanibal (memangsa sesamanya).

Saat menjadi capung dewasa, mereka memangsa berbagai jenis serangga, seperti lalat, naymuk, rayap, dan serangga kecil lainnya.

Capung menangkap mangsanya sambil terbang. Bahkan, capung juga memakan hasil buruannya sambil terbang. Capung merupakan pemburu yang hebat, mereka selalu berhasil menangkap hewan buruannya.

Menurut catatan tim ilmuwan Universitas Rutgers, Amerika Serikat, tingkat keberhasilan capung dalam menangkap mangsanya mencapai 95 persen.

Klasifikasi Capung

Klasifikasi Ilmiah Capung
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Odonata
Famili :
Genus :
Suku : Aeshnidae
: Austropetaliidae
: Cordulegastridae
: Corduliidae
: Gomphidae
: Libellulidae
: Macromiidae
: Neopetaliidae
: Petaluridae