Jangkrik (Cengkerik)

Klasifikasi dan Morfologi Jangkrik

Deskripsi Jangkrik

Jangkrik adalah salah satu serangga anggota dari keluarga Gryllidae dari ordo orthopetra. Jangkrik tersebar luas dihampir seluruh wilayah di dunia.

Jangkrik adalah hewan omnivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan dan hewan. Terdapat sekitar 900 spesies jangkrik di dunia ini, termasuk di dalamnya adalah gangsir.

Nama lain jangkrik adalah cengkerik/jengkerik. Serangga yang berkerabat dekat dengan belalang ini dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan.

Sejak dahulu jangkrik sudah dipelihara manusia. Jangkrik dipelihara untuk sekedar hoby atau permainan laga jangkrik yang diminati oleh anak-anak.

Kini jangkrik dibudidayakan untuk dikonsumsi atau dijadikan pakan ternak seperti burung atau ayam peliharaan.

Ciri Fisik dan Perbedaan Jangkrik Jantan-Betina

Jangkrik memiliki tubuh rata dengan sepasang antena panjang. Sayap dua pasang, satu pasang sayap depan dan satu pasang sayap belakang. Namun ada juga jenis jangkrik yang tidak bersayap.

Tubuh jangkrik memiliki rangka luar yang disebut eksoskeleton, tersusun dari bahan kitin. Sayap depan disebut tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas perkamen dengan venasi (alur-alur) pembuluh darah yang sangat kompleks.

Jangkrik jantan dapat mengeluarkan suara khas yang disebut mengerik.

Perbedaan jangkrik jantan dan betina ;

Ukuran tubuh jangkrik jantan lebih kecil dari betina. Sayapnya memiliki pola khas atau berbatik. Sayap jangkrik jantan dapat mengeluarkan suara “mengerik” yang dihasilkan dari gesekan kedua sayap.

Sedangkan jangkrik betina tubuhnya relatif lebih besar bila telah siap bertelur. Sayapnya polos tidak bermotif dan tidak mengeluarkan suara (ngerik). Bagian belakang tubuhnya terdapat ovipositor berbentuk seperti tombak yang berfungsi untuk meletakkan telur.

Morfologi Jangkrik

Tubuh jangkrik terdiri atas 3 bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Berikut ini morfologi tubuh jangkrik ;

a). Kepala (Caput)

Pada kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata majemuk, mata oseli, labrum (bibir atas),
labium (bibir bawah), mandibula (gigi) dan alat tambahan lain yang berfungsi sebagai lidah yaitu palpus maksilaris dan palpus labialis.

Di dalam kepala jangkrik terdapat otak yang terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang dengan fungsi masing-masing yang berbeda namun semuanya berkaitan dengan sistem indera dan hormon yang ada pada tubuh jangkrik.

Antena digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk digunakan sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna, sedangkan mata tunggal digunakan untuk membedakan intensita scahaya.

b). Dada (Toraks)

Bagian toraks terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap, tiga pasang kaki, dan terdapat pronotum yang keras, menutup bagian dorsal hingga lateral toraks.

Sayap depan (tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang dapat menghasilkan suara dengan cara menggesekkan kedua sayap.

Suara gesekan sayap digunakan sebagai alat komunikasi antar jangkrik (auditpry organ). Mekanisme penghasil suara pada serangga yang digunakan sebagai sarana komunikasi disebut dengan istilah striduiatory mechanism.

Jangkrik !antan memproduksi suara untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah untuk menandai wilayah teritorialnya, bersenandung untuk mencari pasangan (mencari betina), dan menunjukkan jika sedang marah dan siap berkelahi.

Masing-masing suara dalam berbagai kepentingan tersebut mempunyai panjangsuara dan intonasi yang berbeda.

Sayap depan (tegmina) jangkrik betina relatif lebih rata dengan venasi yang teratur nyaris tidak bergelombang, sehingga jangkrik betina tidak dapat menghasilkan suara.

Sayap belakang jangkrik berupa membran halus yang pada kondisi istirahat terlipat secara rapih di bawah sayap depan dan akan terbentang lebar ketika digunakan untuk terbang. Selain sayap, organ lokomotor/penggerak pada jangkrik adalah kaki. Kaki jangkrik seperti kaki serangga pada umumnya yaitu terdiri atas koksa, trokanter, femur, tibia, dan tarsus.

Tympanum jangkrik terletak pada bagian posterior basal tibia kaki depan. Tympanum adalah membran yang berfungsi sebagai telinga yang mampu menerima rangsang suara. Oleh karena itu
tibia kaki depan jangkrik betina berperan dalam keberhasilan proses perkawinan.

Kaki depan jangkrik selain berfungsi untuk telinga juga digunakan untuk berjalan, demikian juga dengan kaki tengahnya. Kaki belakangnya selain digunakan untuk berjalan juga berfungsi untuk melompat, baik untuk mengawali penerbangan maupun untuk mencapai tempat lain dalam jarak yang cukup jauh. Tipe kaki untuk melompat ini disebut dengan istilah saltatohal.

c). Perut (Abdomen)

Abdomen merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen jangkrik terdiri atas 9 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengeras disebut terga sedangkan bagian ventral yang mengeras disebut sterna dan membran yang menghubungkan antara
terga dan sterna disebut pleura.

Alat penceranaan jangkrik terdiri atas usus depan untuk penghancuran makanan, usus tengah untuk penyerapan sari makanan, dan usus belakang untuk pengeluaran sisa-sisa makanan.

Alat reproduksi pada jangkrik jantan adalah aedeagus dan pada jangkrik betina adalah ovipositor. Aedeagus pada jangkrik jantan tidak terlihat karena berada didalam tubuh, sedangkan ovipositor pada jangkrik betina terlihat jelas seperti bentuk jarum yang ujungnya seperti tombak dan berfungsi untuk meletakkan telur.

Penyebaran Jangkrik

Jangkrik ditemukan diseluruh bagian dunia, kecuali daerah diatas lintang 55 (daerah dingin utara maupun selatan).

Jangkrik mengkolonisasi pulau-pulau baik besar maupun kecil. Menyebar melalui udara (terbang), terbawa aktivitas manusia, hanyut terbawa kayu atau benda lain yang terapung di perairan.

Keanekaragaman spesies serangga ini yang tertinggi berada di daerah tropis. Di Malaysia, pernah tercatat sebanyak 88 spesies jangkrik yang terdengar suaranya (deriknya) dari satu lokasi saja, belum termasuk spesies jangkrik yang tidak mengeluarkan suara.

Habitat Jangkrik

Jangkrik hidup dibanyak tempat dan bermacam habitat. Umumnya jangkrik menyukai dan hidup di antara rerumputan dan terna.

Spesies lain juga terdapat di semak-semak dan diatap tajuk pepohonan. Juga terdapat spesies jangkrik yang hidup di gua dan di tanah dan membuat sarang dengan lubang-lubang dangkal.

Terdapat pula jenis jangkrik yang bersembunyi diantara kayu-kayu lapuk dan di sela-sela bebatuan.

Makanan Jangkrik

Jangkrik termasuk dalam golongan hewan omnivora (pemakan tumbuhan). Akan tetapi pada kondisi tertentu, serangga ini bisa menjadi pemakan segala bahkan saling memakan sesamanya (kanibal).

Jangkrik di alam liar memakan sejumlah besar aneka ragam tumbuhan. Serangga ini menyukai dedaunan terutama daun muda yang banyak mengandung air, misalnya reurumputan, sawi, kubis, bayam dan sebagainya.

Klasifikasi Ilmiah Jangkrik

Klasifikasi Ilmiah Jangkrik
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Ensifera
Superfamili : Grylloidea
Famili : Gryllidae